Di pulau Flores, lotere Singapura berdasar zodiak Cina merupakan kesenangan yang terkenal
Di tahun 2014, saya menggunakan sejumlah minggu dalam suatu kampung pinggir pantai yang relatif terisolasi di pantai utara Flores tengah yang jarang-jarang masyarakatnya, yang sejumlah besar ditempati oleh beberapa petani. Di saat malam datang dan panas menusuk pada banyak pohon kapuk yang tinggi, saya kerap dengar teriakan-teriakan di antara beberapa orang yang duduk pada sikap rumah kayu mereka, serta beberapa orang masih yang ada di dalam jalan berdebu. ‘Yahudi!?’ ‘Allééh! Babi, 7258!’
Cerita Riil Shio Togel
Biarpun buram buat orang luar, teriakan-teriakan ini yaitu pesan yang terang perihal kalah dan menang: seruan itu terkait dengan hasil undian lotere termashyur berdasar pada shio, atau zodiak Cina. Mereka yakni sisi dari ‘shio-rhythm’ harian: dengungan konsisten berkata dan merenungkan lotere, menggerakkan orang buat beli coupon, berpuncak pada waktu hasil harian dipublikasikan dari mulut ke dalam mulut, mengganti penuturan jadi sorak-sorai kemenangan buat beberapa orang, serta mimpi jadi sumpah untuk kebanyakan orang.
Argumen kenapa orang yang relatif miskin masuk lotere, atau taruhan umumnya, kerap dibingkai dalam makna ekonomi. Di sini, saya mau memposisikan ‘shio’ dalam sinar yang berlainan. Biarpun semua konsumen coupon kemungkinan mimpi ‘menang besar’, saya ingin menelusuri daya magnet lotere di luar peluang yang dijajakannya untuk menguangkan hadiah besar, serta memandangnya menjadi soal sosial.
Bagaimana itu bekerja
Secara prinsip, lotere shio simpel: waktu beli coupon, orang menunjuk empat angka di antara 0 serta 9, dan pertanda dari zodiak Cina. Tiap-tiap hari, terkecuali di hari Minggu, bandartogel empat digit serta tandanya dilukis. Mengira pertanda secara benar, atau dua dari angka, berikan pengembalian kurang lebih 5 kali lipat di taruhan satu orang – pengembalian yang benar dihitung sehari-hari. Pengembalian bertambah lantaran bertambah banyak angka yang diterka secara benar, paduan terakhir mempunyai barisan yang serupa tepat dengan undian, termaksud pertanda.
Taruhan mulai dari tingkat simple: coupon bisa didapat cukup dengan Rp.2000 (kira-kira A$0,20), dan bisa diperoleh di dalam dusun dari perwakilan lotere. Nyaris tiap dusun punya perwakilan begitu, yang tersambung dengan perwakilan lotere di ibukota kabupaten, perwakilan nasional di Surabaya serta, selanjutnya, ke Singapura, tempat penarikan undian dijalankan. Link ini cukup teduh lantaran lotere ilegal di Indonesia. Cuman sedikit orang yang mengetahui ke mana uang yang disatukan oleh perwakilan dusun itu pergi, atau, dalam soal yang mustahil muncul karena taruhan yang menang tinggi, dari tempat mana uang itu berasal. Bagaimana penarikan undian ditata serta bagaimana benarnya data di turunkan dari Singapura ke desa-desa kecil di Flores, kebanyakan tidak dipahami.
Yang terang, enam hari satu minggu perwakilan dusun terima hasil penarikan undian lewat mobile-phone pintarnya. Di waktu yang serupa, lantaran karakter shio seperti lotere, uang tinggalkan dusun, cari jalan ke ibukota kabupaten, Surabaya dan Singapura . Maka ada jalinan ruwet di antara beberapa tempat anonim, seperti Singapura, dan desa-desa kecil di Flores. Di atas, jaringan ini nampaknya cuma terbagi dalam arus data serta uang yang tidak selevel. Akan tetapi, hubungan ini pula membuat hoby yang termashyur, serta bisa dipandang sebagai pembentuk kehidupan sosial.
Main lotere
The ‘shio’ termashyur dalam omongan tiap hari di perdesaan Flores. Tua serta muda, wanita serta pria, siang dan malam, spesifikasi lotere pada beberapa dialog. Orang jarang-jarang menuturkan kekalahan mereka, namun kerap membual mengenai kemenangan mereka – terpenting pria – serta keahlian mereka dalam memperhitungkan hasil lotere. Prakiraan ini kerap berdasar di nomor juara awal kalinya.
Satu sore saya lagi belanja dalam sebuah toko kecil di tepi jalan, saat seseorang wanita muda masuk. Pemilik toko dan dua konsumen lelaki serta saya telah dengar ia meneriakkan hasil lotere hari itu ke tetangganya dan dengan penuh semangat memohon verifikasi kepadanya. Itu merupakan informasi yang mengesalkan: seluruhnya orang beli paduan yang tidak sama hari itu. Sekalian menghela napas, pemilik kios ambil buku catatan kecil. Itu kusut dan ternodai: didalamnya, ia sudah menulis daftar panjang hasil lotere masa dulu, perlihatkan bukti pengabdian yang besar. Ia udah mengitari beberapa angka dengan tinta merah buat memisah skema numerik.
Ia masukkan hasil paling akhir, memperlihatkan bukunya ke kami serta meratap ‘Apa yang keliru dengan beberapa angka ini!’ Ternyata, perkiraannya tidak jadi fakta. Yang lainnya perhatikan beberapa angka itu semakin lama, serta turut serta dalam dialog yang seru. Dengan sabar, wanita itu memperlihatkan jika lingkaran merah sudah ditempatkan dalam tempat yang keliru. Menurut dia, lebih bagus konsentrasi di tandanya ketimbang angka, sebab lebih simpel buat menemukan apa beberapa pertanda tak terdapat di undian awalnya. Tidak lama setalah itu mereka setuju kalau satu hari sehabis ‘Naga’ pasti jadi tandanya kemenangan, karena udah lama tak diilustrasi.
Banyak metoda yang dipakai buat memperkirakan hasil undian: sebagian orang coba memisah skema numerik sementara yang lainnya menyaksikan pertanda yang tak ada jadi kunci buat meramalkan undian di hari depan.